Main Cast:
Kim Kibum (SJ)
Park Mintae (SG)
Other Cast: Find by yourself
Genre: Family, Angst
Length: OneShot
AN: Hohohooooo FF buat Udin eonni sudah jadi :3 Mian eon, aku bikin
eonni buat bahan percobaan ‘OneShot’ :345 Jikalau nanti menemukan ke-typo-an yg
parah harap dimaklumi~ Authornya cantik soalnya #abaikanciyus [Eon aku kasih
Kibum bukan Yeye karna aku lagi kangen Kibum :3] Kalo jelek jangan mayah kan
author-nya masih amatiran :345 Kalo ga nangis sih yaudin bukan urusan gue yg
pasti genrenya angst ._.b OKE, Happy Reading~ noah :* [SEBELUM MEMBACA SAYA
SARANKAN UNTUK MENYIAPKAN LAGU ‘BEAST – ON RAINY DAYS’ DULU YA ^^ DAN JANGAN
DIPUTAR DULU!]
“Aduh…”
“Gwaenchana? (tidak apa?)” Kibum yang melihat Mintae terjatuh dengan
cepat menolong dan membangunkan Mintae.
“Eo? Kakimu berdarah,” Kaki Mintae mengeluarkan darah lumayan banyak
dan membuat Mintae menangis sekuat2nya. “Tenanglah,” Kibum berusaha menenangkan
Mintae yg merasa sangat kesakitan.
Ny. Park yg melihat kejadian itu, dengan cepat menghampiri mereka
berdua dan langsung menggendong Mintae pulang ke rumah.
***
“Bagaimana bisa lukanya sampai seperti itu? Kalian bermain apa?” Tn.
Park marah karna anaknya (Mintae) adalah anak satu2nya dan anak kesayangannya
maka dari itu dia tidak mau anaknya terluka sedikit pun.
“Joesonghamnida (maaf) Appa, aku hanya bermain petak umpet dengannya
tiba tiba dia terjatuh,” Kibum memanggil Tn. Park dgn sebutan Appa karna dia sudah
menganggap Tn. Park (Ayah Mintae) seperti ayahnya sendiri mengingat dia sudah
kehilangan ayahnya saat dia berusia 10 tahun.
“Lain kali, kau harus lebih berhati2. Kau harus bisa melindungi
adikmu, Mintae,” Mau bagaimana-pun, Tn. Park tidak bisa marah ke Kibum karna
cita2 dia ialah memiliki anak laki2 maka dari itu dia juga menganggap Kibum
sebagai anaknya sendiri.
*** (flashback end)
“Hahaha aku benar benar ingat saat kau jatuh dan Appa memarahiku. Appa sangat menyayangimu. Jatuh begitu saja kau sudah menangis dasar cengeng,”
“Appa lebih menyayangimu oppa. Saat Appa marah, Appa selalu
menyalahkanku tidak pernah menyalahkanmu, saat kau dimarahi, ujung ujungnya aku
juga yg kena. Wajar saja kalau aku menangis kan saat itu aku masih berusia 7
tahun sedangkan oppa 11 tahun,”
“Appa sayang kita berdua~ 11 tahun, setahun setelah appa-ku
meninggal,” seketika raut wajah Kibum yg bahagia berubah menjadi sedih karna
mengingat hal itu.
“Besok adalah hari ulangtahun kita, dan besok adalah ulangtahunmu yg
ke-17 itu artinya adik kecilku sudah dewasa sekarang,” kata Kibum sambil
mengacak2 rambut Mintae yg daritadi duduk di sampingnya sambil memandangnya
sedih.
“Ya Oppa! Rambutku jadi berantakkan gara-gara kau aish….”
***
“Saengil Chukkahamnida~ Saengil Chukkahamnida~………”
Banyak tamu yg datang ke rumah Mintae termasuk Ny. Kim (Ibu Kibum)
untuk merayakan ulangtahun Mintae dan Kibum. Yap~ ulangtahun mereka selalu
diadakan bersama karna mereka lahir di tanggan dan bulan yg sama hanya saja
berbeda tahun. Kini Mintae sudah menginjak umur 17 tahun sedangkan Kibum 21
tahun. Seperti biasa, setelah ulangtahun dirayakan, Kibum pasti langsung
berjalan menuju taman dekat rumahnya karna disitulah tempat favoritnya dan juga
Mintae. Tempat bermain mereka sejak mereka masih kecil. Saat tiba di taman,
mulailah Kibum menangis karna mengingat ayahnya yg sudah pergi lama, dia masih
tidak bisa melupakan ayahnya karna ayahnya adalah orang yg sangat menyayangi
Kibum.
***
“Appa, seandainya kau masih ada, aku ingin sekali memberikan potongan
kue pertamaku padamu. Terimakasih sudah menjadi Appa terbaik selama 10 tahun,”
Sudah tidak kuat lagi matanya menampung air yg begitu banyak dan cepat keluar,
basahlah pipinya akan air mata.
*** (flashback)
“Saengil Chukkahamnida~ Saengil Chukkahamnida~….”
“Selamat ulangtahun Kibum, sekarang kau sudah berumur 10tahun itu
artinya kau sudah harus bisa dewasa dan menjaga Mintae dengan baik,” ucap Tn.
Kim lalu mencium pipi anaknya.
“Anak eomma sekarang sudah besar, dan sekarang sudah tidak cengen
lagi kkk,” Ny. Kim langsung mencium kedua pipi anaknya itu lalu……….
BRUKK
Semua mata tertuju pada Tn. Kim
“Appa?”
“Yeobo!” Ny. Kim langsung mengangkat kepala Tn. Kim dan menidurkan
kepala Tn. Kim kepangkuannya.
“Yeobo! Ireona!” Ny. Kim terus menggoyangkan tubuh Tn. Kim yang
sudah sangat lemah.
Dengan cepat Tn. Park duduk disamping Ny. Kim dan memeriksa denyut
nadi Tn. Kim dan ternyata
“Dia sudah tiada,” Ny. Kim melihat kearah Tn. Park dengan pandangan
tidak percaya.
“APPAAAAAAAAAAA,” Kibum berteriak sekuat mungkin dan dia sudah tidak
sanggup menahan derasnya air mata.
*** (flashback end)
“Aku benar2 membenci Kanker Otak! Dia yg sudah membuat aku dan eomma
kehilangan appa! Kenapa penuyakit menjijikkan itu bisa hinggap di kepala
appa-ku?” tak henti2nya Kibum berteriak dan sekali2 menjambak rambutnya
sendiri, Kibum benar2 tidak bisa merelakan kepergian ayahnya.
***
“Oppa!” aku seperti mengenali suara itu? Aku menoleh dan.. ah
ternyata dia!
“Ada apa?”
“Aku sudah mengumpulkan foto2 yg kau minta waktu itu! Ini,”
“Aigo! Kau ini pabo sekali eunrim-ya! Aku minta untuk tidak diedit!”
“Mwo? Itu tidak diedit,” ah kau kira aku bodoh?
“Aku tau kalo ini sudah diedit. Aku minta gambar aslinya,”
“Ah kau ini! Ini yg asli,”
“hmm, kau masih perlu belajar,”
“Aku sudah menebak! Oppa pasti bilang seperti itu!” Anak ini benar2
keras kepala.
“Coba kau bandingkan dengan punyaku, apa kau kira kau sudah bisa?”
“Ya! Kau kan sunbaenim tentu kau lebih bagus,”
“Makanya kau masih perlu belajar,” kataku sambil merusak sedikit
poninya kkk.
“Aish baiklah akan kucoba lagi,” kkk aku hanya bisa mengembangkan
senyumku padanya.
***
“Oppa bolehkah aku ikut denganmu?”
“hmm Baiklah! Aigo, kenapa kepalaku tiba2 sangat pusing asshh” kata
Kibum sambil memukul2 kepalanya.
“Oppa Gwaenchana?” Kibum menarik nafas dalam dalam dan
mengeluarkannya perlahan.
“Ah gwaenchana,”
“hmm.. Kau dengan siapa saja mengerjakan tugasmu?
“Hanya dengan Eunrim,”
“Oh.. dia membantumu rupanya,”
“Ne, dia bilang ingin membantu sekalian belajar jadi fotografer professional
sepertiku kkk,”
Kibum dan Minta berjalan menuju taman yg ada di dekat universitas
tempat Kibum kuliah. Kibum sedang mendapat tugas untuk mencari foto2 yg bagus
dan dia dibantu oleh Eunrim (hoobae satu jurusan) dan ternyata Mintae juga
ingin membantu jadi tugas ini dikerjakan bertiga.
“Oppa!”
“Ah disana rupanya,” Kibum menarik tangan Mintae dan berjalan kearah
Eunrim.
“Apa kau sudah mulai mencari foto?”
“Coba kau lihat ini,” Eunrim menunjukkan hasil jepretannya selama
dia menunggu Kibum datang. Karna Mintae tidak tau apa2 jadi dia hanya bisa
diam.
“sshhh aaah… kenapa tanganku tiba2 mati rasa seperti ini? Susah digerakkan,”
“Oppa wae?” Tanya Eunrim
“Gwaenchana,”
“hmm.. sepertinya Eunrim eonni suka dengan Kibum oppa. Dia sangat
berusaha untuk bisa selalu dekat dengan Kibum oppa?! Tapi kenapa aku marah? Ah aniya
ini kan hanya perasaan dongsaeng-oppa,”
Mintae daritadi hanya bisa memandangi Kibum dan Eunrim yg terus asik
memfoto keindahan tamannya. Sebenarnya Mintae sangat ingin bisa dekat seperti
si eunrim. Tapi dia berfikiran kalau dia mendekat dia akan menganggu Kibum dan
Eunrim.
Biasanya saat Kibum sedang berjalan2 untuk mencari foto yg bagus,
Mintae tidak pernah ikut dia hanya duduk di rumah menunggu Kibum sms atau
menelponnya. Hanya saja karna lusa dia ankan berangkat ke Paris untuk
melanjutkan kuliahnya disana, dia memutuskan untuk menghabiskan 2 hari terkahir
ini bersama oppa kesayangannya.
Kibum dan Eunrim berjalan mendekati Mintae dan segera Mintae berdiri
dari tempat duduknya.
“Mintae, maaf aku meninggalkanmu lama. Aku sudah selesai dan
sekarang ayo kita pulang,”
“Ah, Eunrim, aku dan Mintae pulang dulu ya terimakasih kau sudah
membantuku mencari foto2,”
“Ne, oppa! Aku juga senang bisa membantumu,”
“Eunrim, kenapa kau jadi ada 2? Kau tampak blur,”
“Apa maksudmu oppa? Aku hanya ada satu! Oppa sakit?”
“hah entahlah sepertinya begitu,”
Kibum dan Mintae tak henti2nya mengobrol saat perjalanan pulang. Mintae
benar2 menggunakan waktu2 terakhirnya dia bertemu Kibum sebelum dia berangkat
ke Paris.
“Oppa, lusa aku berangkat dan 2 tahun lagi aku baru kembali ke
Korea. Apa kau akan merindukanku?”
“Tentu saja Mintae, aku akan selalu merindukanmu, senyummu, tawamu,
gilamu, lemotmu juga hahaha,” Kibum tertawa bohong padahal dia hanya ingin
membuat Mintae tidak sedih lagi.
“Aish oppa ini!”
“Kalau cemberut kau lebih cantik,”
“Terserah oppa!”
“hmm.. apa kau masih ingat perjanjian kita saat kita masih kecil?”
“Tentu saja, kau berkata ‘mulai sekarang kita akan menulis diary
masing2. Saat kita merasa sedih kita akan menulis diary begitu juga saat kita
senang. Dan diary itu akan kita tukar saat kita merasa sudah saatnya berpisah. Kau
akan membaca diaryku dan aku akan membaca diarymu agar saat kita berpisah kita
masih ingat satu sama lain’ dan aku masih menulis diaryku sampai sekarang kok
oppa,”
“Baguslah~ aku juga masih menulis diaryku. Lalu, apa kau tidak mau
memberikan diarymu padaku besok?”
“Mwo? Besok? Diary itu akan kita tukar saat kita akan berpisah
selamanya. Besokkan bukan perpisahan kita oppa! Aku hanya akan berkuliah 2
tahun di Paris lalu menemuimu lagi disini,”
“Oppa? Gwaenchana?” Mintae bingung melihat Kibum yg daritadu terus
memegangi kepalanya dengan wajah sedikit pucat.
“Sebaiknya kita cepat pulang sekarang. Kau butuh istirahat oppa,
tampaknya kau terlalu lealh dengan tugasmu,”
***
Ini adalah hari keberangkatan Mintae ke Paris untuk melanjutkan
kuliahnya. Kibum memutuskan untuk tidak ikut mengantar Mintae ke bandara karna
Kibum merasa tidak sanggup melihat kenyataan bahwa dia akan berpisah dengan
Mintae.
-sms-
Mintae Park:
Oppa, sekarang aku sudah
mau naik pesawat. Aku akan sangat merindukanmu oppa. Maaf kalau aku jadi
dongsaeng terburuk dihidupmu. Doakan aku sukses menimba ilmu disini. Aku akan
terus memberimu kabar melalui e-mail. Sampai jumpa 2 tahun lagi oppa. Saranghae~
Kibum Kim:
Jaga diri baik-baik disana,
aku akan tersu mendoakan yg terbaik untukmu. Dan aku pasti akan selelau
merindukanmu. Kau tidak perlu memberi kabar karna sepertinya aku akan sangat
sibuk sebentar lagi. Saat kau kembali kesini, aku akan memberikan buku diaryku
tapi yg memberikan mungkin eommaku bukan aku sendiri. Sampai jumpa lain waktu. Nado
saranghae~
-sms end-
“Aigo… kenapa kepalaku sangat nyeri dan sakit sekali? Dan lagi lagi
kakiku mati rasa seperti ini,”
Kibum terus merasa kesakitan disekujur tubuhnya teruatama bagian
kepala. Dia tidak tau kenapa pusingnya tidak bisa hilang. Ini tentu sangat
menyiksa dirinya. Ny. Kim tidak bisa berbuat apa2 karna Kibum menolak untuk
dibawa ke rumah sakit dan memeriksa penyakit apa sebenarnya yg dia derita
sekarang. Jika dia tidak bisa bertahan lagi, dia bilang dia ingin menghirup nafas
terkahirnya dirumahnya sendiri.
Setiap Kibum menjerit kesakitan, Ny. Kim selalu memeluknya dengan sangat
erat. Dia sangat takut kehilangan Kibum karna Kibum benar2 tidak mau ke rumah
sakit.
-7 bulan kemudian-
“AAARRHG EOMMAAA AAAHH TOLONG EOMMAAA” Kibum tak henti2nya menjerit
kesakitan sambil memegangi kepalanya. Kali ini sakit yg ia rasakan terasa sudah
sangat memuncak dia benar2 tidak kuat lagi menahan sakit kepala yg semakin
membuat dia melemah dan lemah.
Air mata Ny. Kim tidak pernah habis untuk menemani anaknya yg
selelau kesakitan setiap hari dan rasanya sudah lelah mata Ny. Kim mengeluarkan
airmata setiap hari karna mendengar jeritan anaknya yg sangat mengiris hati
kecilnya.
Kali ini, Ny. Kim sudah tidak mau mendengarkan perkataan Kibum. Kibum
langsung dibawa ke rumah sakit dan diperiksakan sebenarnya apa yg dia derita
selama 7 bulan lebih ini?
***
“Ny. Kim, anak anda sudah kami periksa dan sekarang dia masih
tertidur akibat obat bius total yg tadi kami suntikkan. Mari ke ruangan saya,
ada yg perlu saya bicarakan,”
***
“Mwo? Kibum terkena Kanker Otak?” Air mata seketika membasahi pipi
Ny. Kim.
“Ne, dia menderita Kanker Otak stadium akhir. Tampaknya dia sudah
lama menderita penyakit ini tetapi kenapa baru diperiksakan sekarang? Ini sudah
sangat terlambat. Untuk menyembuhkannya pun sangat sedikit kemungkinan Kibum
bisa sembuh,”
Pecah sudah air mata Ny. Kim
Hancur sudah hati Ny. Kim
Melihat anaknya menderita selama itu dan kemungkinan dia bertahan
sudah tidak ada
Dia akan segera meninggalkan Ibunya sendiri di dunia
***
-2 bulan kemudian-
“Eomma, sudahlah jangan menangis. Aku tidak apa apa. Tidak perlu
mencemaskanku,”
Kibum memberikan sebuah diary kepada ibunya. Dengan perlahan air
mata keluar dari matanya yg sudah membengkak dan memerah.
“Eomma, saat Mintae kembali nanti, tolong sampaikan permintaan
maafku padanya. Aku tidak bisa lagi menjaganya saat dia sedih dan aku sudah
tidak bisa lagi melanjutkan menulis diary ini. Jadi, tolong berikan diary ini
padanya dan sampaikan bahwa aku sangat menyayanginya,”
***
“Ah akhirnya aku sampai juga ke Korea dan aku akan bertemu dengan
Kibum oppa lagi. Sudah sangat rindu rasanya,”
“Annyeong, bibi,”
“Mintae? Kau sudah kembali?” Ny. Kim langsung memeluk Mintae dengan
sangat erat dan matanya mulai berkaca2.
“Bibi? Wae? Apa Kibum oppa ada? Aku sangat merindukannya, dia sangat
sibuk ya bi sampai tidak memberiku kabar sama sekali,”
“Kau ingin bertemu dengannya? Ayo ikut bibi,”
Ny. Kim menggandeng tangan Mintae dan membawa Mintae ke pemakaman
tepat di depan taman yg biasa mereka berdua gunakan untuk bermain sejak kecil.
“Bibi? Kenapa kita kesini? Ah iya aku ingat! Kibum oppa pasti
sekarang sedang mencari foto2 bagus disini. Dia kan sangat pintar menjepret
gambar,”
“Itu, disana,” Ny. Kim menunjuk ke makamyg terletak pas di sebelah
sungai. Yap, pemakaman disitu sangat bagus karna sebelahan dengan taman dan
sungai yg indah.
“Mwo? Tidak ada orang disana bi?”
“Jangan melihat ke arah sungai, lihatlah yg ada dibawah,” Mintae
menoleh ke Ny. Kim sejenak karna bingung dan saat dia lihat ke bawah ternyata……..
Mintae berusaha memperjelas nama yg tertera di papan yg menancap di makam
yg ditunjuk oleh Ny. Kim.
“Kim Ki………………”
“Mwo?”
Mintae berjalan mendekati makam itu.
Setibanya pas di depan makam itu, dia duduk dan melihat nama yg
tertera di papan.
[PUTAR LAGU ‘BEAST-ON RAINY DAYS’ PADA MENIT KE 02:12]
Tes….
Air matanya keluar perlahan-lahan
Mintae terus memandangi makam itu dengan rasa tidak percaya sangat
tidak percaya.
Mintae melihat diatas makam itu ada sebuah diary yg diatasnya ada
surat yg tertulis untuknya.
Park Min Tae, yeoja yg
selalu ceria, selalu tersenyum, selalu lemot dan suka membuatku jengkel karna
perilakunya yeoja yg selalu membuat hari-hariku berwarna yeoja yg selalu
merayakan ulangtahun denganku yeoja yg sering aku jitak yeoja yg sangat aku
sayangi. Mintae, berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan pernah menangisi
kepergianku, bahwa kau akan merelakanku pergi meninggalkanmu. Maaf, aku tidak
bisa menjagamu lebih lama lagi dan mungkin sudah saatnya aku memberikan diaryku
padamu agar kau bisa membacanya. Terimakasih kau selalu memberikan kenangan
indah untukku. Semua sudah ku tulis di diaryku, semoga kau senang membaca
diaryku. Saranghae, park mintae. Love, Kim Kibum.
Setelah Mintae membaca surat itu, tangisannya semakin menjadi-jadi,
dia benar2 tidak menyangka bahwa dia akan secepat itu berpisah dengan Kibum. Dia
menyesal karna kibum tidak sempat membaca isi diarynya.
Mintae meninggalkan diarynya tepat diatas makam Kibum.
“Oppa, kau bisa membaca diaryku sekarang.. aku akan selalu mengganti
halaman diaryku setiap hari. Aku akan mengunjungimu setiap hari,”
Air mata terus mengalir diwajah Mintae. Dia sungguh tidak bisa
melihat Kibum pergi begitu saja.
Dia sangat merindukan kakaknya, Kim Kibum. Kakak yg sudah
menemaninya selama 17 tahun lebih…………..
“Selamat jalan Oppa…..”
The End
0 comments:
Posting Komentar