19/06/13

DIARY (One Shoot)

Author: Hi-Shin (@hildaysn)

Main Cast:
 Kim Kibum (SJ)
 Park Mintae (SG)

Other Cast: Find by yourself

Genre: Family, Angst

Length: OneShot

AN: Hohohooooo FF buat Udin eonni sudah jadi :3 Mian eon, aku bikin eonni buat bahan percobaan ‘OneShot’ :345 Jikalau nanti menemukan ke-typo-an yg parah harap dimaklumi~ Authornya cantik soalnya #abaikanciyus [Eon aku kasih Kibum bukan Yeye karna aku lagi kangen Kibum :3] Kalo jelek jangan mayah kan author-nya masih amatiran :345 Kalo ga nangis sih yaudin bukan urusan gue yg pasti genrenya angst ._.b OKE, Happy Reading~ noah :* [SEBELUM MEMBACA SAYA SARANKAN UNTUK MENYIAPKAN LAGU ‘BEAST – ON RAINY DAYS’ DULU YA ^^ DAN JANGAN DIPUTAR DULU!]


*** (flashback)

“Aduh…”
“Gwaenchana? (tidak apa?)” Kibum yang melihat Mintae terjatuh dengan cepat menolong dan membangunkan Mintae.
“Eo? Kakimu berdarah,” Kaki Mintae mengeluarkan darah lumayan banyak dan membuat Mintae menangis sekuat2nya. “Tenanglah,” Kibum berusaha menenangkan Mintae yg merasa sangat kesakitan.

Ny. Park yg melihat kejadian itu, dengan cepat menghampiri mereka berdua dan langsung menggendong Mintae pulang ke rumah.

***

“Bagaimana bisa lukanya sampai seperti itu? Kalian bermain apa?” Tn. Park marah karna anaknya (Mintae) adalah anak satu2nya dan anak kesayangannya maka dari itu dia tidak mau anaknya terluka sedikit pun.

“Joesonghamnida (maaf) Appa, aku hanya bermain petak umpet dengannya tiba tiba dia terjatuh,” Kibum memanggil Tn. Park dgn sebutan Appa karna dia sudah menganggap Tn. Park (Ayah Mintae) seperti ayahnya sendiri mengingat dia sudah kehilangan ayahnya saat dia berusia 10 tahun.

“Lain kali, kau harus lebih berhati2. Kau harus bisa melindungi adikmu, Mintae,” Mau bagaimana-pun, Tn. Park tidak bisa marah ke Kibum karna cita2 dia ialah memiliki anak laki2 maka dari itu dia juga menganggap Kibum sebagai anaknya sendiri.

*** (flashback end)


“Hahaha aku benar benar ingat saat kau jatuh dan Appa memarahiku. Appa sangat menyayangimu. Jatuh begitu saja kau sudah menangis dasar cengeng,”
“Appa lebih menyayangimu oppa. Saat Appa marah, Appa selalu menyalahkanku tidak pernah menyalahkanmu, saat kau dimarahi, ujung ujungnya aku juga yg kena. Wajar saja kalau aku menangis kan saat itu aku masih berusia 7 tahun sedangkan oppa 11 tahun,”
“Appa sayang kita berdua~ 11 tahun, setahun setelah appa-ku meninggal,” seketika raut wajah Kibum yg bahagia berubah menjadi sedih karna mengingat hal itu.

“Besok adalah hari ulangtahun kita, dan besok adalah ulangtahunmu yg ke-17 itu artinya adik kecilku sudah dewasa sekarang,” kata Kibum sambil mengacak2 rambut Mintae yg daritadi duduk di sampingnya sambil memandangnya sedih.

“Ya Oppa! Rambutku jadi berantakkan gara-gara kau aish….”

***

“Saengil Chukkahamnida~ Saengil Chukkahamnida~………”

Banyak tamu yg datang ke rumah Mintae termasuk Ny. Kim (Ibu Kibum) untuk merayakan ulangtahun Mintae dan Kibum. Yap~ ulangtahun mereka selalu diadakan bersama karna mereka lahir di tanggan dan bulan yg sama hanya saja berbeda tahun. Kini Mintae sudah menginjak umur 17 tahun sedangkan Kibum 21 tahun. Seperti biasa, setelah ulangtahun dirayakan, Kibum pasti langsung berjalan menuju taman dekat rumahnya karna disitulah tempat favoritnya dan juga Mintae. Tempat bermain mereka sejak mereka masih kecil. Saat tiba di taman, mulailah Kibum menangis karna mengingat ayahnya yg sudah pergi lama, dia masih tidak bisa melupakan ayahnya karna ayahnya adalah orang yg sangat menyayangi Kibum.

***

“Appa, seandainya kau masih ada, aku ingin sekali memberikan potongan kue pertamaku padamu. Terimakasih sudah menjadi Appa terbaik selama 10 tahun,” Sudah tidak kuat lagi matanya menampung air yg begitu banyak dan cepat keluar, basahlah pipinya akan air mata.


*** (flashback)

“Saengil Chukkahamnida~ Saengil Chukkahamnida~….”
“Selamat ulangtahun Kibum, sekarang kau sudah berumur 10tahun itu artinya kau sudah harus bisa dewasa dan menjaga Mintae dengan baik,” ucap Tn. Kim lalu mencium pipi anaknya.
“Anak eomma sekarang sudah besar, dan sekarang sudah tidak cengen lagi kkk,” Ny. Kim langsung mencium kedua pipi anaknya itu lalu……….

BRUKK

Semua mata tertuju pada Tn. Kim
“Appa?”
“Yeobo!” Ny. Kim langsung mengangkat kepala Tn. Kim dan menidurkan kepala Tn. Kim kepangkuannya.
“Yeobo! Ireona!” Ny. Kim terus menggoyangkan tubuh Tn. Kim yang sudah sangat lemah.
Dengan cepat Tn. Park duduk disamping Ny. Kim dan memeriksa denyut nadi Tn. Kim dan ternyata
“Dia sudah tiada,” Ny. Kim melihat kearah Tn. Park dengan pandangan tidak percaya.
“APPAAAAAAAAAAA,” Kibum berteriak sekuat mungkin dan dia sudah tidak sanggup menahan derasnya air mata.

*** (flashback end)

“Aku benar2 membenci Kanker Otak! Dia yg sudah membuat aku dan eomma kehilangan appa! Kenapa penuyakit menjijikkan itu bisa hinggap di kepala appa-ku?” tak henti2nya Kibum berteriak dan sekali2 menjambak rambutnya sendiri, Kibum benar2 tidak bisa merelakan kepergian ayahnya.

***

“Oppa!” aku seperti mengenali suara itu? Aku menoleh dan.. ah ternyata dia!
“Ada apa?”
“Aku sudah mengumpulkan foto2 yg kau minta waktu itu! Ini,”
“Aigo! Kau ini pabo sekali eunrim-ya! Aku minta untuk tidak diedit!”
“Mwo? Itu tidak diedit,” ah kau kira aku bodoh?
“Aku tau kalo ini sudah diedit. Aku minta gambar aslinya,”
“Ah kau ini! Ini yg asli,”
“hmm, kau masih perlu belajar,”
“Aku sudah menebak! Oppa pasti bilang seperti itu!” Anak ini benar2 keras kepala.
“Coba kau bandingkan dengan punyaku, apa kau kira kau sudah bisa?”
“Ya! Kau kan sunbaenim tentu kau lebih bagus,”
“Makanya kau masih perlu belajar,” kataku sambil merusak sedikit poninya kkk.
“Aish baiklah akan kucoba lagi,” kkk aku hanya bisa mengembangkan senyumku padanya.

***

“Oppa bolehkah aku ikut denganmu?”
“hmm Baiklah! Aigo, kenapa kepalaku tiba2 sangat pusing asshh” kata Kibum sambil memukul2 kepalanya.
“Oppa Gwaenchana?” Kibum menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkannya perlahan.
“Ah gwaenchana,”
“hmm.. Kau dengan siapa saja mengerjakan tugasmu?
“Hanya dengan Eunrim,”
“Oh.. dia membantumu rupanya,”
“Ne, dia bilang ingin membantu sekalian belajar jadi fotografer professional sepertiku kkk,”

Kibum dan Minta berjalan menuju taman yg ada di dekat universitas tempat Kibum kuliah. Kibum sedang mendapat tugas untuk mencari foto2 yg bagus dan dia dibantu oleh Eunrim (hoobae satu jurusan) dan ternyata Mintae juga ingin membantu jadi tugas ini dikerjakan bertiga.

“Oppa!”
“Ah disana rupanya,” Kibum menarik tangan Mintae dan berjalan kearah Eunrim.
“Apa kau sudah mulai mencari foto?”
“Coba kau lihat ini,” Eunrim menunjukkan hasil jepretannya selama dia menunggu Kibum datang. Karna Mintae tidak tau apa2 jadi dia hanya bisa diam.
“sshhh aaah… kenapa tanganku tiba2 mati rasa seperti ini? Susah digerakkan,”
“Oppa wae?” Tanya Eunrim
“Gwaenchana,”

“hmm.. sepertinya Eunrim eonni suka dengan Kibum oppa. Dia sangat berusaha untuk bisa selalu dekat dengan Kibum oppa?! Tapi kenapa aku marah? Ah aniya ini kan hanya perasaan dongsaeng-oppa,”

Mintae daritadi hanya bisa memandangi Kibum dan Eunrim yg terus asik memfoto keindahan tamannya. Sebenarnya Mintae sangat ingin bisa dekat seperti si eunrim. Tapi dia berfikiran kalau dia mendekat dia akan menganggu Kibum dan Eunrim.

Biasanya saat Kibum sedang berjalan2 untuk mencari foto yg bagus, Mintae tidak pernah ikut dia hanya duduk di rumah menunggu Kibum sms atau menelponnya. Hanya saja karna lusa dia ankan berangkat ke Paris untuk melanjutkan kuliahnya disana, dia memutuskan untuk menghabiskan 2 hari terkahir ini bersama oppa kesayangannya.

Kibum dan Eunrim berjalan mendekati Mintae dan segera Mintae berdiri dari tempat duduknya.
“Mintae, maaf aku meninggalkanmu lama. Aku sudah selesai dan sekarang ayo kita pulang,”
“Ah, Eunrim, aku dan Mintae pulang dulu ya terimakasih kau sudah membantuku mencari foto2,”
“Ne, oppa! Aku juga senang bisa membantumu,”
“Eunrim, kenapa kau jadi ada 2? Kau tampak blur,”
“Apa maksudmu oppa? Aku hanya ada satu! Oppa sakit?”
“hah entahlah sepertinya begitu,”

Kibum dan Mintae tak henti2nya mengobrol saat perjalanan pulang. Mintae benar2 menggunakan waktu2 terakhirnya dia bertemu Kibum sebelum dia berangkat ke Paris.

“Oppa, lusa aku berangkat dan 2 tahun lagi aku baru kembali ke Korea. Apa kau akan merindukanku?”
“Tentu saja Mintae, aku akan selalu merindukanmu, senyummu, tawamu, gilamu, lemotmu juga hahaha,” Kibum tertawa bohong padahal dia hanya ingin membuat Mintae tidak sedih lagi.
“Aish oppa ini!”
“Kalau cemberut kau lebih cantik,”
“Terserah oppa!”
“hmm.. apa kau masih ingat perjanjian kita saat kita masih kecil?”
“Tentu saja, kau berkata ‘mulai sekarang kita akan menulis diary masing2. Saat kita merasa sedih kita akan menulis diary begitu juga saat kita senang. Dan diary itu akan kita tukar saat kita merasa sudah saatnya berpisah. Kau akan membaca diaryku dan aku akan membaca diarymu agar saat kita berpisah kita masih ingat satu sama lain’ dan aku masih menulis diaryku sampai sekarang kok oppa,”
“Baguslah~ aku juga masih menulis diaryku. Lalu, apa kau tidak mau memberikan diarymu padaku besok?”
“Mwo? Besok? Diary itu akan kita tukar saat kita akan berpisah selamanya. Besokkan bukan perpisahan kita oppa! Aku hanya akan berkuliah 2 tahun di Paris lalu menemuimu lagi disini,”
“Oppa? Gwaenchana?” Mintae bingung melihat Kibum yg daritadu terus memegangi kepalanya dengan wajah sedikit pucat.
“Sebaiknya kita cepat pulang sekarang. Kau butuh istirahat oppa, tampaknya kau terlalu lealh dengan tugasmu,”

***

Ini adalah hari keberangkatan Mintae ke Paris untuk melanjutkan kuliahnya. Kibum memutuskan untuk tidak ikut mengantar Mintae ke bandara karna Kibum merasa tidak sanggup melihat kenyataan bahwa dia akan berpisah dengan Mintae.

-sms-

Mintae Park:
Oppa, sekarang aku sudah mau naik pesawat. Aku akan sangat merindukanmu oppa. Maaf kalau aku jadi dongsaeng terburuk dihidupmu. Doakan aku sukses menimba ilmu disini. Aku akan terus memberimu kabar melalui e-mail. Sampai jumpa 2 tahun lagi oppa. Saranghae~

Kibum Kim:
Jaga diri baik-baik disana, aku akan tersu mendoakan yg terbaik untukmu. Dan aku pasti akan selelau merindukanmu. Kau tidak perlu memberi kabar karna sepertinya aku akan sangat sibuk sebentar lagi. Saat kau kembali kesini, aku akan memberikan buku diaryku tapi yg memberikan mungkin eommaku bukan aku sendiri. Sampai jumpa lain waktu. Nado saranghae~

-sms end-

“Aigo… kenapa kepalaku sangat nyeri dan sakit sekali? Dan lagi lagi kakiku mati rasa seperti ini,”

Kibum terus merasa kesakitan disekujur tubuhnya teruatama bagian kepala. Dia tidak tau kenapa pusingnya tidak bisa hilang. Ini tentu sangat menyiksa dirinya. Ny. Kim tidak bisa berbuat apa2 karna Kibum menolak untuk dibawa ke rumah sakit dan memeriksa penyakit apa sebenarnya yg dia derita sekarang. Jika dia tidak bisa bertahan lagi, dia bilang dia ingin menghirup nafas terkahirnya dirumahnya sendiri.

Setiap Kibum menjerit kesakitan, Ny. Kim selalu memeluknya dengan sangat erat. Dia sangat takut kehilangan Kibum karna Kibum benar2 tidak mau ke rumah sakit.

-7 bulan kemudian-

“AAARRHG EOMMAAA AAAHH TOLONG EOMMAAA” Kibum tak henti2nya menjerit kesakitan sambil memegangi kepalanya. Kali ini sakit yg ia rasakan terasa sudah sangat memuncak dia benar2 tidak kuat lagi menahan sakit kepala yg semakin membuat dia melemah dan lemah.

Air mata Ny. Kim tidak pernah habis untuk menemani anaknya yg selelau kesakitan setiap hari dan rasanya sudah lelah mata Ny. Kim mengeluarkan airmata setiap hari karna mendengar jeritan anaknya yg sangat mengiris hati kecilnya.

Kali ini, Ny. Kim sudah tidak mau mendengarkan perkataan Kibum. Kibum langsung dibawa ke rumah sakit dan diperiksakan sebenarnya apa yg dia derita selama 7 bulan lebih ini?

***

“Ny. Kim, anak anda sudah kami periksa dan sekarang dia masih tertidur akibat obat bius total yg tadi kami suntikkan. Mari ke ruangan saya, ada yg perlu saya bicarakan,”

***

“Mwo? Kibum terkena Kanker Otak?” Air mata seketika membasahi pipi Ny. Kim.
“Ne, dia menderita Kanker Otak stadium akhir. Tampaknya dia sudah lama menderita penyakit ini tetapi kenapa baru diperiksakan sekarang? Ini sudah sangat terlambat. Untuk menyembuhkannya pun sangat sedikit kemungkinan Kibum bisa sembuh,”

Pecah sudah air mata Ny. Kim
Hancur sudah hati Ny. Kim
Melihat anaknya menderita selama itu dan kemungkinan dia bertahan sudah tidak ada
Dia akan segera meninggalkan Ibunya sendiri di dunia

***

-2 bulan kemudian-

“Eomma, sudahlah jangan menangis. Aku tidak apa apa. Tidak perlu mencemaskanku,”

Kibum memberikan sebuah diary kepada ibunya. Dengan perlahan air mata keluar dari matanya yg sudah membengkak dan memerah.

“Eomma, saat Mintae kembali nanti, tolong sampaikan permintaan maafku padanya. Aku tidak bisa lagi menjaganya saat dia sedih dan aku sudah tidak bisa lagi melanjutkan menulis diary ini. Jadi, tolong berikan diary ini padanya dan sampaikan bahwa aku sangat menyayanginya,”

***

“Ah akhirnya aku sampai juga ke Korea dan aku akan bertemu dengan Kibum oppa lagi. Sudah sangat rindu rasanya,”

“Annyeong, bibi,”
“Mintae? Kau sudah kembali?” Ny. Kim langsung memeluk Mintae dengan sangat erat dan matanya mulai berkaca2.
“Bibi? Wae? Apa Kibum oppa ada? Aku sangat merindukannya, dia sangat sibuk ya bi sampai tidak memberiku kabar sama sekali,”
“Kau ingin bertemu dengannya? Ayo ikut bibi,”

Ny. Kim menggandeng tangan Mintae dan membawa Mintae ke pemakaman tepat di depan taman yg biasa mereka berdua gunakan untuk bermain sejak kecil.

“Bibi? Kenapa kita kesini? Ah iya aku ingat! Kibum oppa pasti sekarang sedang mencari foto2 bagus disini. Dia kan sangat pintar menjepret gambar,”
“Itu, disana,” Ny. Kim menunjuk ke makamyg terletak pas di sebelah sungai. Yap, pemakaman disitu sangat bagus karna sebelahan dengan taman dan sungai yg indah.
“Mwo? Tidak ada orang disana bi?”
“Jangan melihat ke arah sungai, lihatlah yg ada dibawah,” Mintae menoleh ke Ny. Kim sejenak karna bingung dan saat dia lihat ke bawah ternyata……..
Mintae berusaha memperjelas nama yg tertera di papan yg menancap di makam yg ditunjuk oleh Ny. Kim.

“Kim Ki………………”
“Mwo?”

Mintae berjalan mendekati makam itu.
Setibanya pas di depan makam itu, dia duduk dan melihat nama yg tertera di papan.

[PUTAR LAGU ‘BEAST-ON RAINY DAYS’ PADA MENIT KE 02:12]

Tes….
Air matanya keluar perlahan-lahan
Mintae terus memandangi makam itu dengan rasa tidak percaya sangat tidak percaya.
Mintae melihat diatas makam itu ada sebuah diary yg diatasnya ada surat yg tertulis untuknya.

Park Min Tae, yeoja yg selalu ceria, selalu tersenyum, selalu lemot dan suka membuatku jengkel karna perilakunya yeoja yg selalu membuat hari-hariku berwarna yeoja yg selalu merayakan ulangtahun denganku yeoja yg sering aku jitak yeoja yg sangat aku sayangi. Mintae, berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan pernah menangisi kepergianku, bahwa kau akan merelakanku pergi meninggalkanmu. Maaf, aku tidak bisa menjagamu lebih lama lagi dan mungkin sudah saatnya aku memberikan diaryku padamu agar kau bisa membacanya. Terimakasih kau selalu memberikan kenangan indah untukku. Semua sudah ku tulis di diaryku, semoga kau senang membaca diaryku. Saranghae, park mintae. Love, Kim Kibum.

Setelah Mintae membaca surat itu, tangisannya semakin menjadi-jadi, dia benar2 tidak menyangka bahwa dia akan secepat itu berpisah dengan Kibum. Dia menyesal karna kibum tidak sempat membaca isi diarynya.

Mintae meninggalkan diarynya tepat diatas makam Kibum.
“Oppa, kau bisa membaca diaryku sekarang.. aku akan selalu mengganti halaman diaryku setiap hari. Aku akan mengunjungimu setiap hari,”

Air mata terus mengalir diwajah Mintae. Dia sungguh tidak bisa melihat Kibum pergi begitu saja.
Dia sangat merindukan kakaknya, Kim Kibum. Kakak yg sudah menemaninya selama 17 tahun lebih…………..
“Selamat jalan Oppa…..”


The End
This entry was posted in

0 comments:

Posting Komentar